Ajarkan Disiplin pada Siswa – Juliawati, guru SD Negeri 08 Sanggau, Kalimantan Barat kerap menghadapi berbagai perilaku tidak disiplin dari murid-muridnya. Mulai murid yang terlambat mengumpulkan tugas hingga saling dorong antar teman.
Awalnya, Juliawati menggunakan pendekatan hukuman, seperti meminta murid berdiri di depan kelas atau membersihkan WC slot bet 200. Namun, ia menyadari bahwa metode ini justru berdampak buruk.
“Apa yang saya lakukan ternyata malah menimbulkan trauma ke murid, menurunkan rasa percaya diri, dan menghambat hubungan baik antara guru dan murid,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Juliawati mengatakan, dampak negatif ini bahkan terlihat jelas dari perilaku murid-muridnya, yang pada akhirnya juga membuat dirinya merasa tidak nyaman.
“Ada murid saya takut, terlihat gemetar ketika di ajak bicara, terutama jika topiknya menyangkut kesalahan yang mereka lakukan. Dari ekspresi terlihat cemas, tegang, bahkan ada yang menangis duluan sebelum di tanya lebih lanjut,” ungkap Juliawati.
Setelah berefleksi bersama rekan-rekan guru, Juliawati slot777 apk menemukan pendekatan baru yang lebih positif. Berikut tiga cara yang ia terapkan untuk mendisiplinkan murid tanpa hukuman:
1. Membuat kesepakatan kelas bersama
Berbeda dengan peraturan yang biasanya di buat sepihak, Juliawati melibatkan murid dalam menyusun kesepakatan kelas. Murid di ajak berpikir dan mengusulkan hal-hal yang perlu di sepakati untuk mencapai tujuan bersama, termasuk konsekuensinya.
“Tugas guru sebagai fasilitator slot bonus new member. Murid nggak hanya tahu kenapa perlu disiplin terhadap sesuatu tapi juga di libatkan untuk berpikir apa saja yang perlu di lakukan agar hal tersebut tercapai. Murid merasa memiliki tanggung jawab bersama karena ikut merancang,” jelas Juliawati.
2. Berikan pujian dan penguatan
Juliawati selalu memberikan apresiasi langsung ketika murid menunjukkan perilaku baik. Ia menggunakan berbagai cara, mulai dari pujian verbal hingga pemberian stiker atau stempel untuk menghargai konsistensi perilaku positif murid.
“Biasanya saya langsung mengatakan, ‘Ibu senang sekali hari ini kamu tepat mengumpulkan tugas’. Saya juga menggunakan stempel atau stiker untuk menghargai konsistensi perilaku baik,” katanya.
3. Mulai hari dengan cerita hati
Setiap pagi, Juliawati mengawali pembelajaran dengan “check-in emosional”. Murid di beri kesempatan berbagi perasaan menggunakan skala 1-5 atau gambar emoji. Pendekatan ini membantu meningkatkan kesadaran emosional murid yang mendukung perilaku disiplin.
“Saya juga membantu murid memahami apa yang mereka rasakan ketika patuh maupun melanggar kesepakatan. Misalnya saya tanya, bagaimana perasaanmu setelah melakukan ini? Kalau melanggar, apa yang bisa kita lakukan bersama agar ini tidak terjadi lagi?” pungkasnya.
Baca juga artikel terkait lainnya di shirota-kentiku.com
Keberhasilan pendekatan positif yang di terapkan Juliawati membuahkan hasil. Selain perubahan perilaku murid yang lebih baik, ia juga di anugerahi Ki Hajar Dewantara Award dari Guru Belajar Foundation pada Temu Pendidik Nusantara XI.
Pendekatan-pendekatan seperti di atas membuktikan bahwa disiplin dapat di tanamkan tanpa harus menimbulkan trauma atau ketakutan pada murid. Hal terpenting adalah melibatkan murid dalam proses dan memberikan ruang untuk mengekspresikan diri mereka secara positif.